1.000 Remaja di Indonesia Meninggal Akibat Lakalantas
Membiarkan anak-anak berkendara, bahkan terlibat kecelakaan fatal, membuktikan bahwa orangtua masih amat mengabaikan keselamatan lalu lintas. Setiap tahun di Indonesia, 400.000 orang meninggal dalam kecelakaan dan 1.000 diantaranya berusia remaja.
Hal itu dipaparkan Menteri Kesehatan (menkes), Nila Djuwita Moeloek, saat berkampanye keselamatan lalu lintas untuk anak di Junglefast, Kota Bogor.
“Selain itu, berkendara melebihi kapasitas, terutama dengan sepeda motor dan berboncengan tiga atau lebih, juga bukti keselamatan tidak diperhatikan. Jika orangtua melihat, jangan membiarkannya, tapi harus meralangnya,” kata menkes, Bogor, Minggu (25/10).
Menurutnya, anak-anak masih menjadi tanggungjawab orangtua. Untuk itu, orangtua diminta tidak memberikan anak-anak kendara bermotor sebelum ada surat izin mengemudi (SIM).
Orangtua juga jangan sembrono mengangkut anak-anak, terutama di sepeda motor melebihi kapasitas atau tidak memakai perlengkapan keselamatan berkendara.
Nila meminta Korps Lalu Lintas Polri untuk bertindak tegas terhadap orangtua yang sembrono. Selain itu, anak-anak jangan sampai membawa kendaraan pribadi ke sekolah atau tempat lain.
"Kalau memungkinkan, anak yang salah dalam lalu lintas, orangtuanya yang dihukum, biar kapok," katanya.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada 2013, kecelakaan di jalan raya pada anak usia 5 - 14 tahun menjadi penyebab kematian tertinggi setelah infeksi pernapasan. Indonesia, setiap tahunnya kehilangan hampir 400.000 nyawa usia 0 - 25 tahun akibat kecelakaan. Artinya, setiap hari, lebih dari 1.000 anak-anak tewas di jalan raya.
Data dari Polda Metro Jaya 2014 memperkuat fakta tadi. Selama tahun lalu, sebanyak 390 anak usia 0 - 10 tahun terlibat kecelakaan lalu lintas. Ini menunjukkan, anak-anak seakan tanpa pengawasan dan penindakan memakai kendaraan, meskipun belum diperbolehkan.
Pada 2014, di Jabodetabek tercatat lebih dari 9.000 kecelakaan. Lebih dari 5.000 kasus kecelakaan menimpa pengendara sepeda motor, termasuk kalangan anak-anak. Jumlah pengendara dari kalangan anak yang terlibat kecelakaan naik lebih dari 10 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar